Kediri – “Duaar..duarr...”, dentuman bom dan meriam begitu memekakkan telinga, desingan peluru menghujam jantung para pejuang, bau amis darah berceceran di mana-mana, jasad yang tak lagi bernyawa, tergeletak di sekitar mata memandang. Mereka, para pembela tanah air, berjuang untuk merebut dan mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan negeri tercinta. Dengan sebilah bambu runcing yang terhunus, siap untuk menembus tubuh para musuh dan lawan, pekikan “merdeka” terdengar ke berbagai penjuru, menunjukkan semangat juang yang berkobar untuk mengusir para penjajah dari negeri yang dicintai. Mereka, para pahlawan tanpa nama, tidak peduli tiada yang mengenal mereka, dengan keikhlasan mengorbankan nyawanya untuk memperjuangkan harga diri bangsa, untuk menghentikan penderitaan rakyat, untuk menyudahi tangis anak-anak yang ketakutan. Mereka, para pahlawan, dari jenderal, tokoh agama, hingga rakyat biasa, berjuang hingga tetes darah terakhir untuk mempertahankan kedaulatan bangsa, demi berkibarnya merah putih di tiang tertinggi di bumi Indonesia.
↧